Pada tanggal 30 Oktober 2025, Fakultas Kedokteran President University, Cikarang, Bekasi, Indonesia, menyelenggarakan kegiatan Early Exposure (EE) dengan tema “Pelayanan Kesehatan Anak, Orang Tua, dan Guru Special Need Children.” Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 08.00 hingga 12.00 ini merupakan bagian dari program pembelajaran berbasis komunitas yang bertujuan memberikan pengalaman awal bagi mahasiswa kedokteran dalam mengenal dunia pelayanan kesehatan secara nyata. Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya diajak memahami aspek medis, tetapi juga sisi psikososial dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) beserta keluarga dan pendidik yang mendampingi mereka. Program EE ini dirancang agar mahasiswa dapat berinteraksi langsung dengan pasien, orang tua, dan guru ABK untuk mengasah kemampuan komunikasi, empati, dan profesionalisme sejak dini. Dengan pendampingan para dosen dan dokter spesialis, kegiatan ini menjadi wadah pembelajaran kontekstual yang memadukan ilmu kedokteran dasar dengan praktik di lapangan, sekaligus memperkenalkan pentingnya pendekatan holistik dalam pelayanan kesehatan anak.
Kegiatan EE tahun
ini diisi dengan berbagai agenda yang menarik dan edukatif. Acara diawali
dengan seminar bertema “Mengatasi Burnout Orang Tua dengan Metode
Mindfulness” yang dibawakan oleh dr. Gabriella Tantular, SpKJ, M.Biomed.
Seminar ini menyoroti pentingnya kesehatan mental para orang tua yang merawat
anak berkebutuhan khusus, karena peran mereka yang kompleks sering kali
menyebabkan stres kronis dan kelelahan emosional. Melalui pendekatan mindfulness,
peserta diajak untuk mengenali, menerima, dan mengelola emosi dengan lebih
bijaksana. Setelah sesi seminar, mahasiswa kedokteran melakukan kegiatan
wawancara mendalam dengan orang tua pasien untuk memahami kondisi sosial,
emosional, dan kebutuhan anak secara menyeluruh. Selanjutnya, dilakukan
pemeriksaan fisik anak oleh mahasiswa di bawah bimbingan langsung para dokter
spesialis yang juga berperan sebagai dosen klinik. Dengan pengawasan ketat dan
pendekatan yang penuh empati, mahasiswa belajar menilai kondisi kesehatan anak
tidak hanya dari aspek medis, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan
psikologis dan lingkungan pendukungnya.
Kegiatan Early
Exposure ini diketuai oleh Dr. dr. Theresia Santi, SpA, yang menekankan
pentingnya kolaborasi antara dunia akademik dan masyarakat dalam mendukung
tumbuh kembang anak berkebutuhan khusus. Menurut beliau, kegiatan seperti ini
memberikan manfaat ganda: bagi mahasiswa, sebagai pengalaman awal yang membentuk
kepekaan sosial dan kemampuan klinis dasar; dan bagi masyarakat, sebagai bentuk
nyata kontribusi pendidikan serta pelayanan kesehatan. Melalui interaksi
langsung antara mahasiswa, orang tua, dan guru, diharapkan tercipta pemahaman
yang lebih dalam tentang pentingnya dukungan multidisipliner bagi ABK. Selain
itu, kegiatan ini menjadi sarana berbagi pengetahuan, terutama dalam memberikan
edukasi kepada orang tua dan guru mengenai cara memahami serta memenuhi
kebutuhan unik setiap anak. Fakultas Kedokteran President University berharap
kegiatan Early Exposure ini tidak hanya memperkuat kompetensi akademik
mahasiswa, tetapi juga menumbuhkan nilai kemanusiaan dan empati sebagai calon
dokter masa depan. Dengan demikian, EE tahun 2025 ini menjadi langkah konkret
dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif, peduli, dan berdaya bagi
anak-anak berkebutuhan khusus.