Cikarang, 7 Desember 2024 – Fakultas Kedokteran Universitas Presiden bekerja sama dengan PT. DKSH Indonesia sukses menggelar simposium bertajuk "Office Syndrome: From Problems to Solutions" yang berlangsung di Hotel Holiday Inn, Jababeka, Cikarang. Kegiatan ini menghadirkan praktisi dan tenaga kesehatan dari wilayah Bekasi, Cikarang, Karawang, dan sekitarnya untuk membahas isu office syndrome yang semakin menjadi perhatian di kalangan pekerja kantoran. Simposium ini dihadiri lebih dari 80 peserta yang antusias mengikuti diskusi dan rangkaian kegiatan sepanjang acara.
Simposium ini dibuka secara resmi oleh Ketua Program Studi yang menyampaikan sambutan sekaligus membuka acara. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah penting dalam mengintegrasikan Academic Health System di kawasan industri. Program ini bertujuan memberikan solusi berbasis bukti untuk meningkatkan ergonomi lingkungan kerja dan produktivitas para pekerja.
Salah satu poin utama dari simposium ini adalah presentasi yang disampaikan oleh dr. Rima Melati, dr., MKK, Sp.Ak(K), yang memaparkan hasil studi yang dilakukan oleh tim dosen Fakultas Kedokteran Universitas Presiden yang diketuai oleh dr. Radite Nusasenjaya, dr., Sp.OK, MKK, bekerja sama dengan Dr. Ardini Saptaningsih, dr., MPH dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Hasil studi menunjukkan bahwa prevalensi office syndrome masih cukup tinggi di kalangan pekerja kantoran. Pengukuran ini dilakukan menggunakan Kuesioner Office Syndrome, yang telah terbukti valid dan reliabel.
Simposium ini juga menghadirkan berbagai pembicara ahli dengan topik yang relevan, antara lain:
Simposium ini diakhiri dengan diskusi interaktif mengenai penerapan hasil penelitian untuk meningkatkan ergonomi di tempat kerja, dengan fokus menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat bagi pekerja kantoran.
Kegiatan ini juga menjadi langkah awal yang baik untuk kolaborasi lebih lanjut dalam meningkatkan kesehatan kerja dan produktivitas di kawasan industri. Selain itu, peserta yang hadir mendapatkan SKP Kemenkes, materi eksklusif, serta peluang untuk memperluas wawasan mereka dalam bidang kesehatan kerja.